Orang Muda Menatap Perubahan, siapa yang dimaksud dengan orang muda sebenarnya? Ada yang berpendapat, orang muda adalah orang-orang yang masih berada di bawah usia 27 tahun. Ada juga pendapat, orang muda adalah orang yang berada di bawah usia 35 tahun. Itu dari segi usia.
Tapi ada juga yang berpendapat, orang muda bisa dinilai dari semangat muda mereka menatap perubahan. Seorang yang berusia 35 tahun tetapi memiliki semangat muda masih disebut orang muda. Terlebih lagi jika ada orang muda yang usianya dibawah 27 tahun dan memiliki semangat muda, inilah orang muda yang sebenar-benarnya.
Saya sebetulnya lebih sepakat dengan kategorisasi orang muda versi kedua. Artinya, apapun definisi tentang orang muda, sekali lagi bisa kita nilai dari cara pandang mereka menatap perubahan. Bahkan, dalam pemaknaan ini, mereka, yang usianya 40 tahun-pun, jika mereka bersemangat muda bisa disebut orang muda.
Lalu apa itu semangat muda? Semangat muda menurut saya adalah semangat progresifitas/ semangat kemajuan, cara pandang yang menatap hari lalu sebagai sesuatu yang berharga dan menjadi refleksi, hari ini sebagai kenyataan yang harus dihadapi dan hari esok adalah masa depan dan harapan yang tak boleh disia-siakan.
Lebih jauh, semangat muda adalah semangat untuk mau berubah, semangat menatap masa depan dengan optimis bukan pesimis, berfikir positif, terbuka, merdeka dan kreatif melakukan dan menghasilkan sesuatu yang unik, baru dan inspiratif dalam dirinya. Itulah semangat muda itu!
Tentang ini, saya teringat ketika saya menginisiasi pelatihan creative learning untuk dosen di kampus IAIN Mataram 3 tahun lalu. Saya menemukan, ada banyak orang yang kita sebut orang muda ternyata bersemangat tua, sebaliknya ada orang yang kita sebut orang tua justru punya semangat muda.
Ini ceritanya, Creative Learning yang menghadirkan Farid Gaban sebagai pembicara itu saya inisiasi untuk mengajak para dosen agar mengajar secara kreatif, atau sederhananya, tidak hanya mengisi kuliahnya dengan ceramah dan mencatat tetapi mengajar kontekstual, mengajak mahasiswa rajin diskusi dan membaca, membuat ruang-ruang kuliah kami tidak membosankan.
Kami ingin diruang-ruang kuliah itu terjadi pembelajaran kreatif, mengajak mereka para dosen itru agar tidak lagi menilai mahasiswa dari presentase kehadiran, rajinnya mereka mengerjakan tugas dan bahkan sialnya ada juga penilaian berdasarkan keuntungan ekonomis si dosen dengan jualan diktat kuliah. Siapa yang membeli diktat-nya dipastikan dapat nilai yang bagus, sebaliknya yang tak beli siap-siap ujian ulang. Nah, dengan pelatihan Creative Learning ini, kami ingin agar mereka memberikan penilaian terbaik pada mahasiswa berdasarkan kreatifitas dan semangat mereka dalam proses menjadi manusia. Apa lagi ini? hehe
Apa yang terjadi setelah itu?
Banyak dosen yang mengeluh “saya enggan merubah metode mengajar saya, karena cara mengajar yang begini sudah saya lakukan sejak tahun 1970-an, mahasiswa saya tetap pintar, tetap bisa menjawab soal” begitu kata mereka yang saya sebut sebagai dosen-dosen tua.
Dalam penilaian juga begitu, kehadiran masih menjadi satu hal yang paling penting, rajin mengerjakan tugas masih menjadi prioritas, ketundukan membeli diktat / buku kuliah masih menjadi alat pemaksaan yang luarbiasa dahsyatnya. Fikiran ini didominasi dosen-dosen tua yang sudah mengajar sejak 1970-an.
Tapi anehnya bahkan sial, beberapa dosen yang justru usianya sangat muda, antara 27 hingga 30 tahun, ternyata memiliki fikiran sama. Mereka mengikuti pola mengajar dosen-dosen generasi tua itu, mengajar dengan pola-pola yang saya sebut diatas. Orang-orang begini, saya kira adalah orang tua walupun usianya sangat muda.
Inilah yang menjadi refleksi saya sekarang. Ketika saya menjadi guru, saya memposisikan diri saya sebagai orang muda, guru muda, manusia yang yang tidak anti kritik dan berfikir terbuka. Saya dituntut untuk selalu menjadi orang muda yang menatap perubahan dengan progresif, kreatif dan inspiratif. Karena hanya orang-orang orde baru saja yang enggan beranjak dari kenyamanan mereka, kenayamannya untuk menjadi orang tua yang tak mau berubah.[]
Tulisan ini saya Dedikasikan Para Pemuda Indonesia dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2012 melalui LINTAS ME
0 Response to "Orang Muda Menatap Perubahan"
Post a Comment