Skripsi bahasa inggris, termasuk salah judul skripsi yang dinilai cukup sulit, karena selain bukan bahasa kita "indonesia" juga karena dalam penulisan skripsi kita mesti hat-hati dalam menempatkan kalimat-kalimat khususnya kaitannya dengan gramar dan penulisan kosa kata.
Namun dalam contoh skripsi bahasa inggris kali ini, kami akan suguhkan sebuah skripsi bahasa inggris yang tidak menggunakan bahasa inggris. Loh.....lihat saja deh. Judulnya UPAYA PENINGKATAN KEEFEKTIFAN DAN EFISIENSI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SEWON, BANTUL TAHUN AJARAN 2007/2008
Dalam proposal skripsi kita bisa membaca uraian singkat tujuan pemuata skripsi yakni meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul dengan menggunakan langkah-langkah penelitian tindakan (action research). Untuk langkah pertama, peneliti akan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah-masalah yang mengganggu proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah ini.
Dalam contoh proposal skripsi nya dapat kita baca bahwa faktor yang turut berperan dalam upaya peningkatan keefektifan pembelajaran Bahasa Inggris di kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul. Faktor-faktor tersebut adalah: guru, siswa, materi yang diajarkan, teknik penyampaian materi, waktu, dan fasilitas yang tersedia. Sedangkan efisiensi berhubungan dengan semua faktor yang ada selama proses belajar mengajar. Selain berhubungan dengan faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar mengajar, pembelajaran Bahasa Inggris juga berhubungan dengan empat macam keterampilan bahasa yaitu listening, speaking, reading, dan writing.
Ohya, contoh skripsi ini termasuk contoh skripsi pendidikan loh....pendidikan bahasa inggris. Capek saya nulis, silakan langsung aja anda download dibawah ini.
UPAYA PENINGKATAN
KEEFEKTIFAN DAN EFISIENSI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA
KELAS XI SMA
NEGERI 1 SEWON, BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, salah satu tujuan pembelaaran Bahasa
Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA)
adalah mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dalam
bentuk lisan maupun tertulis. Kemampuan berkomunikasi ini meliputi mendengarkan
(listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
Keempat kompetensi ini diharapkan mampu mempersiapkan dan membekali siswa SMA
untuk melanjutkan ke enjang pendidikan yang lebih tinggi atau untuk memasuki
dunia kerja terutama di sektor yangmembutuhkan keterampilan berbahasa Inggris.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris
seperti yang tercantum dalam kurikulum, semua komponen yang terlibat dalam
proses belaar mengajar di sekolah harus turut memberikan dukungan. Dengan
memperhatikan bahwa setiap kelas mempunyai karakteristik yang berbeda-beda,
komponen-komponen yang terkait tersebut harus berupaya meningkatkan keefektifan
dan efisiensi proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan karakteristik
masing-masing kelas.
Secara umum, tidak semua sekolah dapat dengan mudah
mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris sesuai dengan yang tercantum dalam
kurikulum. Masing-masing sekolah menemui kendala yang berbeda-beda dalam
mencapai tujuan tersebut. Dengan memperhatikan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dan solusi yang diperlukan untuk mengatasinya, maka peneliti berpikir
bahwa perlu ada upaya untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam
pembelajaran Bahasa Inggris di setiap sekolah. berdasarkan kenyataan tersebut,
maka upaya-upaya ini pun bisa diterapkan di SMA Negeri 1 Sewon, Bantul.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keefektifan dan efisiensi dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas XI SMA
Negeri 1 Sewon, Bantul dengan menggunakan langkah-langkah penelitian tindakan
(action research). Untuk langkah pertama, peneliti akan terlebih dahulu
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengganggu proses pembelajaran Bahasa
Inggris di sekolah ini.
B.
Identifikasi Masalah
Ada
beberapa faktor yang turut berperan dalam upaya peningkatan keefektifan
pembelajaran Bahasa Inggris di kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul.
Faktor-faktor tersebut adalah: guru, siswa, materi yang diajarkan, teknik
penyampaian materi, waktu, dan fasilitas yang tersedia. Sedangkan efisiensi
berhubungan dengan semua faktor yang ada selama proses belajar mengajar. Selain
berhubungan dengan faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar mengajar,
pembelajaran Bahasa Inggris juga berhubungan dengan empat macam keterampilan
bahasa yaitu listening, speaking, reading, dan writing.
Untuk meningkatkan keefektifan dan
efisiensi pembelajaran Bahasa Inggris, faktor-faktor di atas (guru, siswa,
materi yang diajarka, teknik penyampaian materi, waktu, dan fasilitas yang
tersedia) berhubungan dengan keempat keterampilan bahasa tersebut. Dari sudut
pandang guru, keefektifan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh penguasaan
guru tentang grammar, kosakata, dan konteks wacana. Selain itu juga berhubungan
dengan materi yang akan diajarkan. Pembelajaran yang efektif juga dipengaruhi
oleh teknik mengajar guru. Biasanya, siswa akan merasa bosan jika harus
mengerjakan kegiatan yang sama terus-menerus. Perasaan seperti ini akan
menguarangi konsentrasi siswa sehingga mereka tidak akan menangkap materi
dengan baik.
Effective reading tampaknya akan
berpengaruh pada effective writing. Sebagai keterampilan reseptif, reading
memberikan stimulus pada writing (keterampilan produktif). Keefektifan
pembelajaran reading dan writing dari sudut pandang guru kemungkinan akan
memberikan hasil yang optimal jika guru menggunakan potensinya secara efisien.
Efisiensi pembelajaran reading juga dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas yang
tersedia. Penggunaan fasilitas yang tersedia secara optimal akan membantu siswa
dalam memahami materi yang diajarkan dan memberikan pengetahuan serta gagasan
untuk dikembangkan dalam writing. Biasanya siswa akan menemukan gagasan ketika
mereka menghubungkan pembelajaran bahasa dengan kondisi di sekelilingnya.
Keterampilan bahasa yang lain yaitu
listening dan speaking. Dari sudut pandang guru, effectif listening berkaitan
dengan penguasaan guru terhadap grammar, kosakata, dan pronunciation. Mereka
yang menguasai ketiga faktor tersebut akan dapat memahami pembicaraan orang
lain dengan mudah. Guru adalah sumber pengetahuan di kelas, oleh karena itu
kompetensi yang dimilikinya uga akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses
belajar mengajar.
Pembelajaran listening yang efektif
akan berpengaruh positif terhadap speaking karena keberhasilan dalam listening
membuat pembelajarn speaking lebih mudah. Keefektifan ini juga tergantung pada
informasi yang disampaikan guru terhadap siswa. Praktik berbahasa Inggris di
dalam kelas akan membentu siswa mengekspresikan gagasannya dalam bahasa
Inggris. Pembelajaran listening dan speaking akan lebih efisien jika guru memberikan
masalah-masalah untuk didiskusikan. Dalam diskusi ini, beberapa siswa
mempraktikkan listening dan yang lainnya mempraktikkan speaking. Jadi,
pembelajaran listening dan speaking ini bisa dilakukan secara terpadu.
Keefektifan dan efisiensi dalam
proses belajar mengajar Bahasa Inggris tidak hanya dilihat dari sudut pandang
guru saja, karena proses belajar mengajar juga berhubungan dengan faktor-faktor
yang lain. Jika dilihat dari sudut pandang siswa, pembelajaran reading
tergantung pada kebutuhan siswa untuk membaca. Kebutuhan itu bisa saja
dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu, seperti menjawab pertanyaan dulu
kemudian baru membeca materi. Jadi, mereka bisa menemukan apa yang mereka
butuhkan dengan mudah.
Jika dilihat dari sudut pandang
siswa, keefektifan dalam pembelajaran listening bergantung pada konsentrasi
mereka selama proses belajar mengajar, penguasaan kosakata, dan pronunciation.
Seperti pada reading, agar pembelajaran listening lebih efektif maka siswa
harus terlebih dahulu mengetahui kebutuhannya, sehingga mereka tahu apa yang
harus mereka dengarkan.
Keefektifan dalam pembelajaran
speaking berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Siswa yang aktif akan memperoleh lebih banyak kesempatan untuk mengungkapkan
gagasannya sehingga akan lebih lancar berbicara dalam bahasa Inggris. Selain
dipengaruhi oleh peran siswa di dalam kelas, proses belajar mengajar juga
dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas yang tersedia. Penggunaan fasilitas
pembelajaran secara optimal akan sangat membantu proses belajar mengajar Bahasa
Inggris.
Jika dilihat dari sudut pandang
materi yang diajarkan, keefektifan pembelajaran reading berhubungan dengan
tingkat kesulitan materi. Materi yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari
akan lebih efektif karena sudah akrab dengan siswa, sehingga mereka akan lebih
mudah memahami materi tersebut.
Dalam pembelajaran writing,
keefektifan berhubungan dengan fase-fase dalam menggunakan materi yang
diperoleh. Misalnya, proses belajar mengajar dimulai dari pembelajaran kata
dalam kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf yang baik, dan menyusun
paragraf menjadi teks. Pemberian materi secara tepat akan memberikan hasil yang
optimal. Selain itu, faktor lain yang turut berpengaruh adalah penggunaan waktu
dan tenaga secara efisien. Efisiensi dalam penggunaan waktu dan tenaga akan
membantu siswa dalam menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dalam writing.
Berhubungan dengan materi yang
diajarkan, keefektifan pembelajaran listening dipengaruhi oleh keautentikan
materi tersebut. Siswa akan lebih mudah memahami materi yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang sering mereka dengar, misalnya berita dari televisi atau
radio, prakiraan cuaca, instruksi, pengumuman, lagu, dan sebagainya. Selain
dipengaruhi oleh pembicara yang mereka dengarkan, apakah pembicara itu penutur
asli atau bukan, efisiensi dapat dicapai melalui penggunaan fasilitas seperti
laboratorium bahasa dan tape recorder.
Keautentikan materi juga berpengaruh
pada keefeektifan pembelajaran speaking. Siswa akan lebih mudah mengekspresikan
masalah-masalah yangsering mereka hadapi dalam kehidupannya. Dalam
mengungkapkan masalah-masalah itu, siswa akan melibatkan pikiran dan perasannya
sehingga komunikasi yang dilakukan akan tampak natural. Efisiensi dalam
speaking berhubungan dengan level siswa. Siswa dibagi dalam tiga level, yaitu
beginner (pemula), intermediate, dan advanced. Bagi pemula, akan lebih efektif
dan efisien jika diberikan materi yang sederhana dulu kemudian baru materi yang
lebih kompleks.
Berhubungan dengan teknik yang
dipakai dalam proses belajar mengajar, pembelajaran reading berhubungan dengan
mikro skills: scanning, skimming, explicit dan implicit reading, menarik
kesimpulan dari konteks, dan membaca untuk hiburan. Keefektifan berhubungan
dengan mikro skills yang terlibat. Penggunaan teknik yang bervariasi dalam
pembelajaran akan mengurangi kebosanan siswa. Selain itu, efisiensi juga
berhubungan dengan karakteristik kelas. Misalnya untuk kelas yang pasif,
explicit reading dan membaca untuk hiburan akan lebih sesuai.
Pembelajaran listening dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, misalnya mendengarkan tape recorder, menjawab
pertanyaan berdasarkan teks, menulis ulang lagu, mendengarkan radio dan
televisi, dan sebagainya. Keefektifan berhubungan dengan pemilihan teknik yang
tepat untuk kelas tertentu. Sedangkan efisiensi berhubungan dengan penggunaan
fasilitas yang tersedia.
Keefektifan dalam pembelajaran
speaking berkaitan dengan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar, apakah
mereka aktif atau tidak. Salah satu upaya untuk mendorong siswa menjadi aktif
adalah dengan menggunakan information gap. Caranya dengan membagi kelas menjadi
dua kelompok. Kelompok A mendapatkan informasi yang tidak diketahui oleh
kelompok B, dan sebaliknya. Dengan cara ini akan terjadi komunikasi antara
kelompok A dan B secara alami. Untuk memperoleh hasil yang optimal, proses ini
harus efisien. Dalam hal ini efisiensi berhubungan dengan topik, apakah topik
itu menarik atau tidak.
Berhubungan dengan waktu dan tempat
yang tepat untuk proses belajar mengajar, tidak ada perbedaan antara reading,
listening, speaking, dan writing. Keefektifan dan efisiensi tergantung pada
tingkat kesulitan materi. Misalnya, reading dan writing membutuhkan banyak
konsentrasi, oleh karena itu akan lebih efektif jika dilakukan pada pagi hari.
Sedangkan untuk pembelajaran listening dan speaking dapat dilakukan pada siang
hari.
Keefektifan dan efisiensi berhubungan
dengan tempat yang sesuai untuk proses belajar mengajar listening, speaking,
reading, dan writing berkaitan dengan ketersediaan media di dalam kelas.
Misalnya, pembelajaran reading, speaking, dan writing dapat dilakukan di dalam
kelas. Tetapi, pembelajaran listening akan lebih efektif dan efisien jika
dilakukan di laboratorium bahasa, karena disana tersedia peralatan yang
diperlukan untuk pembelajaran seperti tape recorder, kaset, dan sebagainya.
Penelitian ini dilakukan dalam upaya
untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam proses belajar mengajar
Bahasa Inggris pada kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun ajaran
2005/2006.
C.
Pembatasan Masalah
Masalah-masalah dalam penelitian ininterfokus pada
pengenalan dan penerapan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh semua
komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk turut berperan dalam
upaya untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam proses belajar
mengajar Bahasa Inggris di kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun
ajaran 2005/2006.
D.
Rumusan Masalah
Seperti
apakah perencanaan, penerapan, dan evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan
keefektifan dan efisiensi dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas
XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun ajaran 2005/2006?
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk perencanaan, penerapan, dan
evaluasi yang dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan keefektifan dan
efisiensi dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas XI SMA Negeri 1
Sewon, Bantul pada tahun ajaran 2005/2006.
F.
Manfaat Penelitian
- Bgi guru Bahasa Inggris di kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan aktifitas yang efektif dan efisien dalam pembelajaran Bahasa Inggris,
- Bagi guru-guru yang lain, baik dari sekolah ini maupun dari sekolah lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh untuk mengembangkan aktifitas yang efektif dan efisien dalam pembelajaran di kelas.
- Bagi Kepala SMA Negeri 1 Sewon, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk menyusun atau merencanakan proses belajar mengajar secara terpadu yang efektif dan efisien.
- Bagi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
- Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat, terutama untuk mengembangkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Deskripsi Teoretik
- Proses Belajar Mengajar
Menurut Goetting (1942: 3), kata belajar. Seperti yang
dipakai saat ini, harus dilihat dari dua sudut pandang. Satu sudut pandang
menganggap belajar sebagai suatu proses atau aktifitas. Kemudian, sudut pandang
yang lain menekankan belajar sebagai suatu hasil atau produk. Sedangkan
mengajar adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk menghasilkan perubahan pada
peserta didik (siswa) untuk memberikan dorongan, bantuan, dan pengarahan untuk
perubahan tertentu. Sedangkan ahli lain, nunan (1989: 84) menyatakan bahwa
tujuan pendidikan yang utama adalah menentukan proses belajar mengajar,
merencanakan pembelajaran, dan menggunakan strategi yang sesuai. Menurut
Edgarstones (1979: 9), secara ideal pengajaran meliputipenyusunan lingkungan
belajar secara sistematis dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran yang
relevan dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik untuk menghasilkan
perubahan seefektif dan seekonomis mungkin.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar terdapat dua istilah: belajar mengacu pada peserta
didik (siswa) dan mengajar mengacu pada pengajar (guru). Ada tiga hal utama
dalam proses belajar mengajar, yaitu pembentukan dan perumusan strategi, proses
penerapan strategi, dan penilaian hasil yang diperoleh (evaluasi). Proses
belajar mengajar bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada peserta didik.
Karena subjek yang akan dikenai perubahan adalah peserta didik, maka proses belajar
mengajar harus disesuaikan dengan kondisi psikologis peserta didik agar tujuan
tersebut dapat tercapai.
- Proses Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahsa melatih siswa untuk memperhatikan
nilai-nilai dalam komunikasi sehingga mereka dapat menggunakan bahasa dengan
tepat. Littlewood (1984) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa adalah respon
alami terhadap kebutuhan komunikasi (baik produktif maupun reseptif). Oleh
karena itu, kita harus berusaha meyakinkan peserta didik agar selalu
memperhatikan nilai-nilai komunikasi dari apa yang mereka pelajari. Littlewood
juga menyatakan bahwa di dalam kelas, kegelisahan dapat menjadi penghalang
dalam belajar dan membuat siswa malas untuk mengekspresikan diri pada
pembelajaran bahasa kedua. Oleh karena itu kita harus menghindari kritik yang
berlebihan terhadap penampilan mereka, berusaha memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengekspresikan diri, dan menciptakan suasana kelas yang santai.
Harmer (1983) menyatakan bahwa komponen dalam
pendekatan aktifitas yang seimbang adalah kemampuan guru untuk bisa beradaptasi
dan bersikap fleksibel. Kemampuan beradaptasi mengacu pada kemampuan guru untuk
memilih dan mengadaptasi programnya dalam mengajar. Sedangkan fleksibilitas
mengacu pada tingkah laku guru dalam kelas dan kemampuannya untuk bersikap
sensitif terhadap perubahan yang dibutuhkan untuk peningkatan hasil
pembelajaran. Fleksibilitas artinya kemampuan untuk menggunakan berbagai macam
teknik dan tidak hanya terpaku pada satu metodologi saja.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Bahasa Inggris bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada peserta
didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Untuk mewujudkan proses belajar
mengajar yang efektif, harus ada kerja sama antara guru dan peserta didik. Guru
harus bisa mengadaptasi kondisi kelas dan bersikap fleksibel dalam menggunkan
teknik yang sesuai.
- Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan Efisien
Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk (1992), proses
belajar mengajar yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan
yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi siswa. Lebih jauh, Popham dan Baker
menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang efektif tergantung pada
pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan proses
belajar mengajar.
Sedangkan Alatis dan Altman (1981: 44) mengusulkan
bahwa untuk memaksimalkan keefektifan, seorang guru perlu memahami
ketidaksesuaian antara apa yang dibawa siswa dalam situasi pembelajaran bahasa
yang formal dan tuntutan yang diminta oleh guru dan teks, tuntutan sistem
ujian, dan harapan untuk prospek ke depan.
Ahli lain, McWhorter (1992: 3) menyatakan bahwa
efisiensi adalah kemampuan untuk menunjukkan sesuatu dengan sedikit usaha,
biaya, dan pengeluaran. Efisiensi mencakup penggunaan waktu dan sumber daya
secara efektif untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Sebagai kesimpulan, ada dua hal utama yang diperlukan
untuk mencapai proses belajar mengajar yang efektif. Pertama, harus ada
kegiatan analisis kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa adalah hubungan antara
kemampuan dan harapan siswa dari proses pembelajarannya. Kedua, harus ada
gambaran seperti apa sistem ujian yang dipakai. Jadi, harus ada kesesuaian
antara kebutuhan siswa dan sistem ujian.
- Pembelajaran Reading
Carrel dkk (1988: 12) menyatakan bahwa reading adalah
kemampuan bahasa yabg reseptif. Maksudnya adalah proses
psikolinguistik dimana hal ini dimulai dengan perwujudan unsur kebahasaan yang
disandikan oleh penulis dan diakhiri dengan makna yang dibentuk oleh pembaca.
Reading (membaca) yang efektif adalah kemampuan
seseorang untuk membentuk makna dari teks yang sesuai dengan maksud penulis.
Seseorang dikatakan mempunyai kemampuan membaca secara efisien jika dia mampu
menggunakan waktu yang tersedia dengan efektif untuk membaca dan memahami makna
yang terkandung pada bacaan.
- Pembelajaran Writing
Menurut Borowich (1996: 13), untuk melakukan kegiatan
writing (menulis) yang efektif diperlukan banyak waktu, atau bahkan bisa
dikatakan pemborosan waktu. Seorang penulis membutuhkan waktu yang longgar
untuk mengekspresikan gagasan, menyusunnya, dan menulis ulang sehingga
menghasilkan tulisan yang baik. Harmer (1983: 48) menuliskan bahwa dalam
mengajarkan writing, guru harus mempertimbangkan beberapa hal, misalnya
penyusunan kalimat menjadi paragraf, bagaimana paragraf digabungkan, dan
pengelompokan gagasan sehingga menjadi tulisan yang koheren.
Dengan mengacu pada teori-teori di atas, seorang
penulis akan menghabiskan banyak waktu untuk menghasilkan tulisan yang baik.
Penulis melakukan berbagai langkah, mengungkapkan gagasan, menyusun dan menulis
ulang gagasan tersebut. Efisiensi dapat diperoleh apabila penulis mempunyai
konsep yang jelas sebelum memulai kegiatannya. Menulis secara efektif dan
efisien akan menghasilkan tulisan yang baik yaitu tulisan yang koheren.
- Pembelajaran Listening
Harmer (1983) menyatakan bahwa listening
(mendengarkan) sebagai suatu keterampilan berbeda dengan writing. Dalam
listening, pendengar tidak dapat melihat apa yang dia dengarkan, tetapi hanya
bisa mendengarkannya. Harmer juga menjelaskan tentang kriteria materi untuk
listening. Menurutnya, dengan melihat kesulitan yang ada dalam materi
listening, kita akan mempunyai gambaran untuk menanganinya. Pertama, kita harus
memahami materi seperti apa yang ingin didengarkan oleh siswa. Kedua, jika
memungkinkan, guru memberikan bantuan kepada siswa untuk memahami teks. Yang
terakhir dan mungkin yang paling penting, kita harus yakin pada kualitas tape
recorder yang kita gunakan untuk kegiatan listening.
- Pembelajaran Speaking
Menurut Finnochiaro dan Bonomo (1973: 110), untuk
menumbuhkan minat dan mendorong komunikasi, percakapan sederhana harus
diikutsertakan pada awal pembelajaran, lagu harus diajarkan, cerita harus
diperkenalkan sehingga siswa dapat meresponnya. Tetapi, pada waktu yang
bersamaan juga harus diajarkan tentang unsur-unsur bahasa yang lainnya, seperti
grammar dan pronunciation.
Sedangkan Robinett (1978) menjelaskan bahwa aktifitas
lisan akan lebih bisa dikendalikan, atau dengan kata lain lebih bebas. Dia juga
menyatakan bahwa harus diperhatikan juga masalah yang berkaitan dengan
pengucapan (pronunciation) pada waktu mengajarkan speaking.
Kesimpulannya, pembelajaran speaking (berbicara) tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari terutama berkaitan dengan
komunikasi yang dilakukan setiap hari. Untuk mencapai pembelajaran speaking
yang efektif, proses pembelajaran harus berhubungan dengan percakapan yang
autentik. Selain itu guru juga harus bisa mendorong siswa untuk mengekspresikan
gagasannya dalam kelas. Dalam pembelajaran speaking, grammar (termasuk kosakata
dan structure) sebaiknya diajarkan selangkah demi selangkah sehingga siswa
dapat mengikuti dengan baik dan akan tercapai hasil sesuai yang diharapkan.
B.
Kerangka Berfikir
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar Bahasa
Inggris dapat dicapai jika semua komponen yang terkait seperti guru, siswa,
kepala sekolah, dan guru BK mempunyai kemauan untuk meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan kebutuhan untuk meningkatkan proses
belajar mengajar Bahasa Inggris, maka komponen yang terkait tersebut harus
melakukan suatu tindakan yang mendorong pencapaian keberhasilan tersebut. Dalam
mengujicobakan tindakan tersebut, mereka menggunakan prinsip scientific method.
Dalam hal ini. Peneliti pertama mengamati proses belajar mengajar, kedua,
mengidentifikasi masalah, ketiga, bekerja sama dengan guru untuk menemukan
pemecahan masalah, dan keempat, mempraktikkan tindakan dan mengevaluasinya.
Hal yang penting dalam penelitian tindakan (action
research) adalah kolaborasi. Kolaborasi artinya seluruh komponen mengetahui dan
memahami bentuk tindakan yang akan diterapkan. Disini tidak ada yang bertindak
sebagai pembuat keputusan yang utama, karena semua orang yang terlibat akan saling
berbagi gagasan dan pendapat.
Proses belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas XI SMA
Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun ajaran 2005/2006 mencakup banyak faktor,
diantaranya guru, siswa, materi, aktifitas, dana, kurikulum, dan kebijaksanaan
sekolah. Untuk mencapai tujuan secara optimal. Semua komponen harus bisa
mengenali masalah, menghubungkan faktor-faktor yang ada dengan masalah yang
dihadapi, dan menerapkan aktifitas yang dapat meningkatkan motivasi siswa dan
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keefektifan dan efisiensi dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris dalam
kelas selangkah demi selangkah, mengubah kelas yang pasif menjadi aktif, dan
juga meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Subjek Penelitian
Penelitian ini melibatkan Kepala Sekolah, guru-guru
Bahasa Inggris, guru-guru Bimbingan dan Konseling (BK), siswa-siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun ajaran 2005/2006. dan peneliti sendiri.
B.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan keefektifan
dan efisiensi dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas XI SMA
Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun ajaran 2005/2006. peneliti dan semua komponen
yang terlibat dalam penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi dan menerapkan
aktifitas yang dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam pembelajaran
Bahasa Inggris.
C.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun ajaran 2005/2006. observasi awal akan
dilakukan pada awal semester 1 tahun ajaran 2005/2006, sedangkan penelitian
akan dilksanakan pada semester 2 tahun
ajaran 2005/2006.
D.
Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu
dalam bentuk pendapat, pilihan, dan harapan dari semua komponen. Data akan
dikumpulkan melalui pengamatan dan in-dept interview. Informasi yang didapat
akan digunakan untuk merumuskan masalah. Sedangkan teknik yang akan digunakan
untuk memvalidkan data yaitu dengan triangulation melalui in-dept interview dan
pengamatan.
E.
Instrumen Penelitian
Peneliti sebagai partisipan dalam penelitian ini akan
memimpin penelitian, mengamati, dan menyusun wawancara. Kemudian, peneliti akan
memberikan kuesioner kepada seluruh anggota penelitian untuk mengidentifikasi
permasalahan yang ada. Selain itu, untuk menambah masukan, peneliti akan melakukan
interview kepada mereka yang ingin memberikan tambahan pendapat atau masukan.
Data yang terkumpul akan ditulis dalam bentuk transkrip dan field-notes.
F.
Analisis Data
Data dalam penelitian ini akan dikelompokkan
berdasarkan tingkat urgensinya. Kemudian peneliti bersama guru Bahasa Inggris
menentukan masalah-masalah yang paling penting. Masalah-masalah yang terpilih
tersebut kemudian akan disusun menurut urutan hubungan sebab akibat.
Untuk mencapai tujuan akhir, peneliti selanjutnya akan
menganalisis masalah-masalah yang mempengaruhi keberadaan masalah utama dengan
menggunakan teknik analisis objektif. Kemudian peneliti akan menyusun
tujuan-tujuan yang ada berdasarkan kemungkinan untuk mengatasinya.
Untuk membuat data lebih valid, peneliti akan melakukan
teknik triangulation dengan cara melakukan wawancara dengan pihak-pihak
yang terkait.
DAFTAR
PUSTAKA
Alderson, J. Charles. (1992). Evaluating Second Language Education.
Cmbridge: Cambridge University Press.
Borowich, Jerome N. (1996). Technical Communication and Its
Application. California: Prentice Hall, Inc.
Carrell, Patricia L. (1990).
Interactive Approach to Second Language Reading. California: Cambridge
University Press.
E. Alatis, James. (1981). The Second Language Classroom Directions
for the 1980’s. Oxford: Oxford University Press.
Edgarstones. (1979). Psychology of Education: A Pedagogycal
Approach. London: Methuen Co, Ltd.
Finocchiaro, Mary et al. (1973). The Foreign Language Learner: A
Guide for Teachers. New York: Regents Publishing Company, Inc.
Goetting, M.L. (1942). Teaching in the Secondary School. New
York: Prentice Hall, Inc.
Harmer, Jeremy. (1983). The Practice of English Language Teaching.
London: Longman Group Limited.
Littlewood, William. (1984). Language Acquisition Research and Its
Implications for the Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.
Nunan, David. (1989). Designing Tasks for the Communicative Classroom. Cambridge:
Cambridge University Press.
0 Response to "Contoh judul judul skripsi bahasa inggris"
Post a Comment